6 Tips Mengatasi Trauma Psikologis

oleh - Kamis, Maret 10, 2022

Istiqomahsweet.com - Seseorang yang mengalami peristiwa yang menyedihkan, menakutkan, atau mengancam jiwa memiliki trauma psikologis. Seiring waktu, trauma psikologis dapat pulih dengan sendirinya.

Mengatasi Trauma Psikologis
photo by canva


Pada artikel kali ini, ada 6 tips mengatasi trauma psikologis yang bisa dicoba. Seseorang yang mengalami peristiwa traumatis biasanya terasa terkejut, ketakutan, sedih, dan khawatir. Reaksi semua orang akan bervariasi ketika dihadapkan dengan peristiwa traumatis.

Beberapa orang dapat merespons dengan baik, tetapi yang lain berakhir dalam gangguan psikologis seperti depresi, pikiran paranoid, serangan panik, dan gangguan stres pasca-trauma. Orang-orang yang mengalami peristiwa traumatis disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Setiap orang memiliki reaksi berbeda terhadap trauma psikologis. Beberapa dapat meningkatkan sendiri dan yang lainnya telah menetap untuk waktu yang lama. Jika trauma kiri dapat memengaruhi hidup Anda. Jika sedang mengalami masalah psikis, berikut 6 tips mengatasi trauma psikologis


1. Fokus dan Produktif

Jangan fokus pada hal-hal yang tidak penting. Itu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghemat energi. memang sebaiknya kembali ke rutinitas atau aktivitas yang dilakukan. Harus makan sehat, berolahraga, dan tidur untuk menjaga tubuh tetap berfungsi, sehingga tidak mudah sakit.

Cobalah untuk melakukan hal-hal yang sudah dinikmati untuk menghilangkan stress. Karena adanya kegiatan dapat membantu seseorang melewati trauma yang sudah di alami.

2. Bersikap Tenang

Bisa mengatur napas dengan baik, akan membuat seseorang bisa tenang dan bahagia. Cobalah mengambil napas dalam-dalam saat mengalami rasa cemas. atau bisa mencoba bermeditasi untuk menenangkan pikiran.

Bersikap tenang akan membuat seseorang bisa mengatasi masalah dengan mudah dan bisa menjalani hidup dengan bahagia.

3. Membuat Scedule

Buatlah scedule dengan perlahan, lakukanlah setiap waktu yang dibutuhkan. Karena adanya stres juga didapat melalui tekanan dalam pekerjaan atau kegiatan.

Bagilah tugas besar menjadi beberapa bagian yang dapat dilakukan secara bertahap. Apakah Anda memiliki kemampuan untuk? Istirahat ketika Anda mulai merasa lelah.

4. Jangan salahkan diri sendiri

Rasa bersalah, rasa malu, marah, kecewa, dan sedih. Itu akan menjadi penyakit bagi seseorang yang mengalami trauma. Menerima apa yang terjadi dapat membantu dengan pemulihan dari trauma itu sendiri.

Jadi harus ada seseorang yang membantu membuat bahagia. Perlu memberi waktu untuk diri sendiri merenung seperti self healing. Bepergian ke alam terbuka bisa menyenangkan. Bermain game dapat membantu melupakan acara traumatis. Itu perawatan diri, jadi sebaiknya cintai dirimu sendiri. Itu harus dimiliki oleh semua eorang.


5. Menjadi Pemberani

 

Ketika seseorang takut akan peristiwa traumatis, produktivitas akan berkurang. Tidak harus cepat, kuat dan takut pada saat yang sama. Semakin takut Anda semakin besar kemungkinan seseorang adalah menghindari Anda.

 '

Menghilangkan trauma dapat memakan waktu. Butuh waktu lama untuk menghadapinya. Salah satu cara untuk menghilangkan trauma adalah bersabar dengan waktu pemulihan. Menjadi sosok yang bersabar dan berani perlu dilakukan untuk menguatkan mental sendiri.


6. Mencari teman yang bisa dipercaya

Cari bantuan jika Anda tidak dapat mengatasi trauma Anda. Anda dapat pergi ke organisasi komunitas jika Anda ingin curhat dengan teman atau keluarga. Sehingga jika memiliki masalah tidak terlalu dipendam sendiri. Asal yang dijadikan tempat cerita juga dapat dipercaya.

Karena dengan adanya bantuan bisa mendapatkan pemulihan.Jika Anda merasa sulit untuk menjalani kegiatan sehari-hari setelah insiden traumatis, Anda harus segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Luka dapat pulih dalam waktu singkat. Ada dampak pada kondisi psikis yang disebabkan oleh luka yang sudah pernah terjadi.

Mungkin Kamu Suka

1 Komentar

  1. Wah tipsnya mudah sekali untuk dicoba ini. Saya juga mau mencoba akh. Apalagi kalau stres itu bisa memicu emosi tak terkontrol

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkomentar. Bisa untuk dibagikan juga. Semoga bermanfaat.